2016/12/30

Aku dan Kau



Kata-kata apa yang harus ku keluarkan ?
Hal apa yang tumbuh dalam pikiran ku ?
Bisikan-bisikan mimpi yang penuh kelabilan.
Kau tetap berdiri di tempat yang berbeda, berbeda akan jalan utama.
Apa kita akan mampu untuk saling mencintai ?
Gambarkan bersama,
Kau dan Aku.

Hari-hari mulia.
Saling menangis dan saling tertawa,
Saling memberi dan saling mengarahkan,
Saling menatap dan saling bersentuh.
Kita akan selalu bersama, tak heran kita menjadi sama persis.
Tidak bisa bayangkan, bagaimana kau melupakan ku,
Antara impian ku dan impian mu.

Tatapan yang selalu sama ini terus menjadi debu.
Meski kau terus bersamanya, aku masih bisa melihat mu dengan hati polos.
Rasa sakit akan semakin dekat,
Seperti bulan cepat bangun saat matahari ingin tidur.
Aku harap kau kembali, seolah tak ada masalah yang terjadi,
Seolah kau datang seperti bintang yang berjatuhan.

Lihatlah,
Warna pelangi yang selalu bersama di kapas langit,
Akan ku ukir di momen abadi yang kekal,
Merekalah,
Gambaran alam yang damai.
Bisakah kita sepertinya ?
Menyatu tanpa melihat.
Lama dalam hati ku, ingin seperti itu.
Di bawah awan hujan dengan matahari hangat yang bersinar,
Ku sungguh berharap, untuk bisa melaluinya bersama mu.

Di atas bukit yang kosong, pelangi yang menjadi hiasan.
Aku berbaring diatasnya, merasakan daminya dunia,
Tapi hampa tidak adanya kau.

“adakah lagu untuk ku ?
aku suka lagu yang kita lantunkan bersama..”
Itu kata-kata yang selalu kau keluarkan saat kita berkencan.

Hari ini, entah bagaimana bagiku.
Kau terlihat sangat asing,
Aku memandangi mu tanpa kau sadari.
Aku benci karena beberapa alasan, kini aku memiliki kata-kata yang masih ku sembunyikan.
Kau masih berputar-putar dalam imajinasi ku.
Tidak biasanya aku seperti ini.

Semua kata-kata baik mu kemarin,
Ah tidak, kebaikan mu bisa saja kau palsukan,
Seharusnya aku membiarkan mu untuk mendengar kejujuran ku.
Bahwa aku tertekan, nafas ku tercekik, hati ku berpacu saat kau bermain dengannya.
Kau membangunkan hati ku yang tertidur nyenyak.
Ingatlah, ketika dunia menjadi gelap, akan ku kirim batu api pada mu, untuk kau cicip rasa.

Bagaimana aku bisa tertarik pada mu ?
Pengakuan yang biasa, aku cemburu pada mu.
Semua rahasia yang tak bisa ku sampaikan, kau selalu mempermainkan ku,
Kau meninggalkan ku saat kau bahagia,
Kau selalu memihak pada ku.
Apa itu diri mu ? Bukan, itu adalah ego di dalam benak mu, yang tak bisa di ganggu gugat.

Kata-kata apa yang harus ku keluarkan ?
Sudahlah, Akan ku gambarkan semuanya,
Kau Dan Aku
Bersama Kenangan Abadi.
Share:

2016/12/24

Winter



Salju pertama kali turun di malam ini.
Dingin yang terus menjalar dari telapak kaki hingga ujung rambut,
Pandangan yang terfokus hanya pada mu,
Dalam sweater putih yang lembut ini,
Berharap agar kita bisa menjadi lebih dekat.

Lampu jalanan yang berkilau.
Tersenyum di setiap langkah,
Kau datang kepada ku di awal yang menyenangkan.
Aku seperti anak kecil yang menunggu salju turun, menunggu dinginnya es lembut dan kehangatan malam yang tidak terduakan.
Andai saja ku bisa bertemu dengan mu,
Mungkin aku akan lebih bahagia lagi.

Setahun telah berlalu,
Tapi aku belum bisa melupakan mu.
Pada akhirnya hati ini berbicara,
Akankah kita akan bersama ?
Jika aku bertemu dengan mu, akankah air mata ini jatuh ?
Berjalan sendiri di malam sunyi, untuk mencoba memikirkan mu
Begitu bodohnya aku melepaskan mu begitu saja,
Maafkan aku.

Tidak akan tertipu oleh keakraban,
Aku akan membuat janji untuk musim ini,
Agar di musim dingin selanjutnya ku bisa bersama mu.
Indahnya suara tawa yang di taburi lantunan tuts piano lembut di atasnya,
Saat bintang-bintang menari-nari di atas jalan sepi
Dengan manis kau diam-diam mendekati ku, seperti aroma rerumputan salju putih.
Seketika hadiah pertama yang ku dapati berasal darimu.

Apa kau ingat ?
Satu tahun sebelum ini, kau berbahagia dengan ku
Sebuah hadiah yang ku beri, begitu anggunnya kau terima,
Tidak ada yang tertandingi saat itu, hanya kita berdua dalam malam dingin
Bersedia untuk menjadi pangkuan, kau pun bersandar di bahu ku yang hangat
Saling menatap bintang yang berserakan dan menyentuh salju yang jatuh
Saling bercerita, saling tertawa, dan saling bersedih atas apa yang telah kita renungkan

Telah kita lalui waktu itu, hingga larut malam ku berjanji,
Untuk selalu melindungi hati mu, dalam suka dan duka
Dan selalu melindungi cinta ku pada mu agar tidak meleleh seperti salju yang turun ke bumi.

Ku harap kau masih ingat itu.
Karena, moment itu telah di catat oleh salju ini, dan ia pun kembali untuk menagih janji itu, mereka ingin melihat kita kembali seperti itu.
Aku takut butiran salju itu benci,
Mereka yang jatuh ke bumi, tidak bisa melihat kita lagi bahagia

Aku sendiri disini, apa kau bisa datang kesini kembali ?
Ini adalah waktu dan tempat yang sama,
Apa aku harus menunggu hingga Fajar menampakkan cahayanya ?
Di mana kau sekarang ?

Akankah kita akan bersama ?
Akankah air mata ini jatuh bersama salju putih itu ?
Akan ku lakukan apapun, untuk bisa bertemu dengan mu.
Maafkan aku, aku terlalu jahat pada mu waktu itu.
Penyesalan selalu datang menghantuiku,
Aku kesulitan tidur kemarin, ada banyak hal tentang yang terjadi di kepala ku,
Hingga terdengar suara penyesalan dalam cerobong.

Dimana kau sekarang ?
Sulit untuk mencari mu di balik butiran salju putih ini,
Kau seperti salju putih yang menumpuk begitu berkilau di atas langit, sehingga susah untuk di temukan

Maafkan aku,
Aku bersumpah di bawah salju ini
Aku tidak akan mengecewakan mu lagi.
Share:

2016/12/21

21:12



Saat waktu tak tersisa banyak untuk hari ini
Kita akan selalu berharap bahagia
Teringat akan masa lalu, teringat saat kau mengenal ku, di tempat pertama kali ku pijak
Ku sempatkan untuk bertasbih kepada Sang Maha yang Merajai, agar tidak ragu untuk mengenal mu

Dari awal hingga akhir catatan,
Tak ku sangka, terlalu banyak kegiatan yang ku lakukan bersama mu
Sehingga ku lupa, cara berterima kasih pada Sang Maha Pencipta
Sebuah misteri yang datang kepada ku tidak lagi satu, tapi seribu
Seperti Bunga Liar tumbuh di setiap musim
Seperti Bintang-Bintang muncul di siang hari,
Tidak akan hilang,
Suatu nanti pasti akan berlalu..

Sebuah keajaiban yang tidak di pungkiri lagi,
Kegelapan malam yang berubah menjadi kilauan Berlian
Butuh kata untuk mengekspresikan semuanya
Apakah ini Salju ?
Bukan, ini air mata bahagia mu
Begitu senangnya kau, untuk melihat Masa Depan yang lembut di langit yang luas
Ingin ku simpan semuanya untuk mu,
Tapi langit terlalu besar untuk di genggam sendiri,
Maukah kau mengambil Masa Depan yang lembut itu bersama ku ?
Gunakan nada cinta kita untuk menjadi sayapnya..

Itu adalah suatu keharusan
Selalu bersamamu dan selalu mendampingi di moment-moment yang berbeda,
Ingin semuanya ku rasa dan ku gambar pada setumpuk memori kosong
Tapi, Upaya semua menggantung,
Seperti daun kering yang menempel di ranting pohon,
Tidak jelas kapan dan seperti apa ia jatuh..

Jika kau telah menghapusnya,
Ku harus melupakan
Ini tidak akan menjadi hal yang besar nantinya
Tapi, Apa kau tahu ?
Susahnya untuk melupakan seseorang yang pernah selalu bersama ku kapan pun dan dimana pun itu ?
Aku tidak akan pernah menyesali itu.
Tapi yang aku sesali adalah, aku belum pernah sempat untuk membahagiakan mu..

Air mata yang kian membeku.
Sebuah rasa kehilangan saat ku mengetahui keadaan sebenarnya
Kau memilih yang lain, Kau selalu bersamanya
Tertawa, Bercanda, Bahagia dan Sedih telah kau lakukan bersamanya..
Hingga kau pernah menari di atas tangga nada yang sempurna bersamanya
Apa kau lupa atas satu hal ?
Kau belum pernah mengajari ku untuk mengikhlaskan dirimu ..

Aku takut,
Kau lupa semua kenangan bersama ku
Saat kau berkenalan dengan ku
Saat kau melukis bersama dengan ku, hingga kita lupa apa yang kita lukis..
Hingga ku berjanji pada mu “Aku akan membawa mu ke tempat indah sekaligus menakjubkan tiada yang menandingi, setelah kau dan aku berikrar sehidup semati di hadapan ALLAH SWT.”
Apa kau melupakannya ??
Percuma, Kau selalu bersamanya..

Sadarlah,
Moment bahagia akan datang sebentar lagi pada mu.
Aku tidak akan diam, ku coba untuk mengambil kebahagiaan mu itu yang pernah bersama ku sekali lagi.
Apa kau mengabaikan ku ?
Jika kau meninggalkan ia, dan kau bersama ku
Jangan pernah melihat kebelakang untuk menangis, tapi lihat kebahagiaan Dia bersama mu

Sambil ku tunggu moment itu,
Ku coba untuk berkarya terlebih dahulu..

Share:

2016/12/19

"Salam Hangat"






Dari Pertemuan yang menimbulkan Keakraban,
Dari Keakraban yang menimbulkan Pengetahuan,
Dari Pengetahuan yang menimbulkan Keinginan,
Dari Keinginan yang ku mau, di sinilah ku memulai untuk Berkarya.

Egi Afif Maulana nama yang ku pegang sejak ku turun ke Bumi tepat di hari Rabu pada 26 Mei 1999.
Adanya Gemini di hadapan ku yang berbahagia menyambut kedatangan ku.
Gemini itu adalah Keluarga Besar ku.
Ku turun ke Bumi tepat di Ibukota Indonesia, Jakarta.
Berpedoman hidup kepada Ayat-Ayat Suci yang diturunkan dari Sang Maha Pencipta, Al~Quran.

Ku Turun untuk Dilahirkan,
Dilahirkan untuk Mencari,
Mencari untuk Menjelajah,
Menjelajah untuk Berkarya,
Berkarya untuk Berbahagia,
Berbahagia untuk Berterima kasih
Berterima kasih kepada Sang Maha Pencipta,
Karna-Nya telah memberi semua petunjuk yang benar.

Ku mulai mencari apa yang harus ku cari.
Mengenali semua yang ada di sekitar, sanggupkah aku untuk mengingatnya ?
Semua akan ku Jelajahi,
Supaya semua tidak asing lagi di memori,

Yang ku cari telah ku temukan, akan ku ukir terlebih dahulu dalam ingatan.
Dan Penjelajahan ku tidak sia-sia, ku telah menemukan Tiket-Tiket Emas dalam perjalanan.
Sebaiknya Tiket-Tiket Emas yang ku temukan akan ku ukir dalam karya.
Ku menemukan Karya-Karya dalam berlian yang tidak bisa di cemari tetapi bisa dilihat untuk ditiru dalam perjalanan tadi.

Ku menemukan sebuah huruf yang terangkai menjadi kalimat dalam robekan kertas usang dalam penjelajahan, yang isinya,
“Terus Sambung Tali Karya,
Teruslah Berkarya di dalam di luar, di atas di bawah, di depan di belakang, di pagi di petang, di siang di malam, di gelap di terang, di ramai di sepi, di hujan di panas, di sehat di sakit, dan  di tanah di air.
Jangan pernah memikirkan kabar tentang lelah dan menyerah !!
Bagaimana keadaanmu sekarang, jiwa mu telah duduk di alam sekitarmu.
Selalu ingat siapa Pencipta mu, Selalu berdoa pada-Nya,
Jadikan imam mu yaitu Cahaya, Petunjuk dan Rahmat !!
Berpedoman pada Kitab Al~Quran
Selalu ingatlah apa yang telah kau lupa dan pintalah pengajaran apa yang kau tidak ketahui,
Mintalah karunia kepada Pencipta mu,
Percayalah bahwa kelembutan, barakah, taubah, pahala, keindahan, hikmah, kebaikan, petunjuk, kecerdasan, rahmat, kesucian, kebahagiaan, obat, kebenaran, cahaya, ketenangan, keluasan, ilmu, kekayaan, keberuntungan, kedekatan, kemuliaan, nasehat, sarana, dan keyakinan, datang dari Sang Maha Pencipta lagi Maha Pengasih dan Maha Penyayang yaitu ALLAH SWT.”

Ku mulai dari awal untuk awal yang indah pula,
Ku tulis karya dari apa yang ada di Pemikiran, Memori, dan isi Hati ku mulai dari kemarin atau lalu, sekarang, hingga esok atau nanti.
Ku akan terus berterima kasih kepada Sang Maha Pencipta,
Hingga Ku mulai menulis karya untuk berbahagia,
Dengan karya ini aku akan selalu berdoa pada Sang Maha Pencipta,
Aku berharap kepada Allah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari godaan setan yang terkutuk,
Segala kenikmatan yang terjadi pada waktu yang saat ini bersamaku adalah semata tidak ada sekutu bagi-Mu, maka segala puji bagi-Mu,
Dari-Mu dalam kenikmatan, kesehatan dan perlindungan untuk menjalani perjalanan menulis karya ini.

Inilah Awalnya dari Karya ku.
Ku akan terus menggali Karya-Karya berikutnya.

Salam Hangat Kepada Penjelajah Masa Depan Yang Telah Memasuki Dunia Ku Ini.
Aku Masih Mempelajari Apa Yang Ku Cari Untuk Menjelajah Dalam Karya Untuk Berbahagia.
Share:

DREAMLAND



 
Negeri Impian
Dimulai dengan udara dingin, masuk tanpa salam ke dalam kamar tidur melalui jendela kecil.
Beraninya kau merasuki ku, hingga ku nyaman di atas kasur lembut

Ku bangun lebih awal mendahului mentari yang sedang bermimpi
Ku ambil air suci, untuk berbincang kepada Sang Maha Pencipta
Ketika tak banyak waktu untuk hari ini, pasti tidak akan terpenuhi semua untuk memimpikannya

Buka Pintu
Ku berniat menjelajah waktu,
Ku bawa sekoper doa, agar ku berlindung dari keamarahan alam yang berdosa
Ku keluar dan ku tutup pintu,
Suasana yang berbeda sekali dengan rumah yang baru saja ku tinggali
Udara dingin dan langit subuh yang berani menampakkan wajahnya
Ku ambil sisi kanan untuk memulainya
Dengan langkah santai yang ku ambil, berjalan di atas awan yang dikelilingi langit biru,
Dengan bintang-bintang yang menerangi jalan,
Yang ku lihat hanya sebuah impian dalam bintang, yang menyeluruh dalam cahaya benderangnya dalam nurani.
Sungguh ini bukan mimpi, tapi melodi yang sempurna.
Nyanyian elok yang keluar dari nafas awan, dengan damai ku ikuti mengikuti tangga nada yang anggun
Sungguh ini bagaikan Negri Impian yang ku impikan

Hati yang telah tercampur dengan irama music.
Mungkin kau akan tahu, rasa cinta yang tercampur dengan mimpi
Akan ku buka menjadi nyanyian yang nyata
Ku gandeng angin yang selalu bersama,
Ku ajak ia bermimpi, seperti cahaya yang menembus permukaan air
Dengan lajunya, hingga ku lupa dimana ku berada

Detik terus berputar,
Ku lanjut peralanan di atas awan yang dikelilingi langit biru
Bintang-bintang yang menerangi jalan akan kembali pulang dengan tenang
Sebuah mimpi dalam bintang yang menyeluruh dalam cahaya
Telah ku genggam bersamanya..

Apa yang ku lakukan lagi disini ??
Semua mimpi yang ku impikan telah ku lihat dan telah ku cicip di sini
Mimpi gelap hingga mimpi terang telah,
Terukir semua dalam memori keabadian

Nyanyian elok yang keluar dari nafas awan dengan tenang
Ku turun mengikuti tangga nada yang anggun
Tapi,
Ku lupa kemana arah jalan pulang,
Beruntung,
Alam ramah padaku
Mereka menunjukkan arah pulang dengan cahaya senja
Jalan terbuka lebar untukku..
Ku ikuti cahaya itu
Semakin jauh ku tinggali negri ini
Semakin hilang impian ku di dinding awan
Semakin hilang tak terdengar nyanyian elok nafas awan
Sungguh ini bagaikan Negri Impian yang ku impikan

Share: