Segelas Vanilla Latte, terlalu
banyak Ice, hingga mendesak di mulut saat diteguk
Aku tidak membenci seditikit pun,
Dengan apa yang sudah terjadi
kemarin.
Saat berpapasan dengan mu, semua
udara diisi dengan kecanggungan semata.
Itu tak kunjung mencair dalam waktu
yang lama.
Aku hanya tertawa memikirkan semua
yang telah terjadi kemarin
Entah siapa yang memulai duluan,
itu tidak penting lagi.
Tertawa,
Terpaksa,
Aku mendekat,
Dan kau memanggil..
Kau mendekat,
Dan menciumku..
Kau memegang kendali..
Sesak,
Waktu terus berdetak,
Membuang-buang waktu
Teruslah mendekat..
Disatu waktu,
Aku bingung, apa yang dirasakan
kamu saat ini..
Dengan tiba-tiba nya kamu berubah,
Dengan penjelasan yang gak related
sama sekali.
Kamu datang saat kamu banyak
cerita,
Kamu gak paham, bagaimana caranya
berteman.
Kamu yang tidak mengerti sama
sekali, tentang perasaan orang yang dekat denganmu.
Aku, tertawa..
Aku, benar-benar kecewa.
Kecewa di beribu-ribu kalinya,
Aku, tertawa..
Aku Sakit, dengan sikapmu yang
berubah secara tiba-tiba,
Sakit, alasan semua omong kosongmu,
Kamu yang tidak sadar, apa yang
telah kamu lakukan dengan ku,
Itu, sangat tidak benar.
Tidak ada sama sekali, timbal baik
dari mu.
Mungkin, aku sadar.
Di satu sisi, aku hanya di
pergunakan dengan mau mu.
Kenapa aku bisa berfikir seperti
itu ya?
Hahaha
Mungkin, karena sikap mu, yang
berubah secara tiba-tiba..
Kamu egois,
Kamu juga terlalu berani dengan
hal-hal yang kamu anggap itu ringankan,
Lelah,
Dengan kesengajaan terbukanya
dengan mu selama ini.
Apa yang kamu buat selama ini?
Membawa perasaan orang lain jatuh
ke hati, hanya itu yang kamu lakukan padaku hingga saat ini.
Hingga saat ini,
Aku masih Tertawa,
Terpaksa,
Aku menjauh,
Dan aku tidak memanggil.
Aku menjauh,
Dan membuang pandangan darimu,
Kau memegang kendali..
Bahagia,
Hari terus berjalan,
Tidak akan membuang waktu denganmu
lagi
Teruslah seperti ini,
Hingga hati yang akan terpulihkan
kembali.
Egi Afif Maulana,
09:00 pm , 2020-04-24
0 komentar:
Posting Komentar