2017/11/11

Autumn Leaves - Versi E.



Autumn Leaves {Daun Musim Gugur}
-Versi E.-


-------------------------------------------------------------------------------



 1.  Kursi



Terpantul di jendela.
Pandangan langit yang tenang.
Udara sejuk di pagi hari yang datangnya membuat ku bersyukur atas segala nikmat Nya.

Dengan kebiasaannya aku selalu berdoa pada Sang Maha Pencipta,
Agar kita senantiasa kabar baik sebagai manusia dalam dunia nan maya ini.

Tepat di hari Sabtu ini,aku ingat dirimu akan berbagai hal, pada rindu padamu sejak lama.
Selalu ingat penokohan watak pada dirimu, ingat kelakuanmu padaku di saat itu,
Dan ingat selalu kecemasanmu pada waktu yang selalu menikam kita berdua.

Perihal rasa yang ada pada diriku,
Belum habis karena masih kutulis di catatan hingga hari ini.
Terus membahas perihal rasa apa yang ku simpan, perihal aku dengan mu ataupun sebaliknya,
Tapi, semua perasaan ku pada mu tak akan pernah hilang, hingga ada yang tersakiti.
Meskipun nanti ada yang tersakiti, entah itu lebih dulu menghampiri aku atau kamu,
Percayalah, semua bisa diselesaikan atas pelajaran yang kita hadapi.

Dihari ini, aku mohon padamu,
Maafkan aku atas perilaku yang tidak menyenangkan padamu kemarin,
Maafkan aku atas selalu memperhatikan mu dalam diam.

Masa-"masa kemarin" adalah masa yang cukup lama untuk kita lalui bersama.
Tapi, aku masih melakukan hal bodoh, aku masih saja menyimpan kata-kata dalam mulutku.
Hingga aku lupa, jika masa-masa itu hanya sekejap mata.

Rindu atas satu kursi yang telah mengkokohkan hubungan kita hingga saat ini,
Meski aku tidak tahu, sekarang kau bagaimana.
Kau ingat,
Kau pernah satu kursi denganku,
Menatap kebahagiaan bersama,
Menunduk atas kedukaan kita bersama kemarin.
Sungguh, aku tidak bisa melupakan itu semua hingga saat ini.

Rindu, rindu, dan rindu.
Hanya rindu yang bisa ku ucap hingga hari ini.
Aku harap kau merasakan hal yang sama.

Dalam lembaran tulisan ini,
Aku harap kau bisa meluangkan waktu untuk melihatnya.
Memang benar kalau ini adalah kondisi dimana aku sekarang.
Ini hanya sebagai pelampiasan, agar rindu padamu tidak kian memberat.

Di bawah waktu yang sama, di moment yang berbeda.
Rasa rindu yang ada, membuat warna atas semuanya.
Tidak mau tenggelam dalam kesedihan,
Kita masih saling tertutup, aku tidak bisa merasakan apa yang kau pikirkan sekarang.
Aku takut kau hilang begitu saja.

Aku takut penderitaan yang semakin bahagia merasuki mimpi kita bersama.


“Di atas Kursi Lembut ini,
Aku berjanji, tidak merusak kenangan manis yang pernah dialami diantara kita berdua, dengan luka sedikit pun,
Di saat kerinduan sangat mencekam diriku pada dirimu seorang.”



- Egi Afif Maulana,
07:00 pm , 2017-11-11


-------------------------------------------------------------------------------

2.  11:11



Menyisakan waktu untuk berkarya, bukan arti untuk sia-sia.
Banyak-banyak dalam karya, bukan arti untuk meyakininya.
Berharap untuk bisa bahagia, bukan arti untuk membalasnya.
Terlalu dingin untuk menikmati malam dengan sendiri, bukan berarti kau harus menemani.

Waktu yang telah membantu untuk semuanya,
Jelas, susah rasanya untuk membiarkan begitu saja.
Meski segala suatu hal akan menemukan tempatnya sendiri,
Mengambil semua yang telah dimiliki,
Memang semuanya belum terjadi,
Namun, seperti dua jarum jam yang tetap saja berputar pada tempatnya yang sama.

Jika dilihat pada kalender waktu,
Memang benar tidak adanya janji diantara kita berdua,
Hanya ada kenangan kebahagiaan bersama.
Hingga ada rasanya seperti ini.

Bunga liar yang tumbuh disetiap musim, Bintang yang menggantung di pagi hari,
Itulah yang terjadi pada tahun ini,
Selalu menikamku karena adanya rindu hingga saat ini.


“Segala hal akan menemukan tempatnya sendiri,
Tidak menyuruh untuk mempercayainya,
Tapi tidak pula juga untuk mengabaikannya. ”



- Egi Afif Maulana,
07:10 pm , 2017-11-11


-------------------------------------------------------------------------------

3.  Pray Eyes {Rindu Padamu, Keinginanku}



Sudah banyak hari yang telah kita lewati setelah perayaan berpisah kemarin.

Banyak kisah diantara kita berdua yang jika diceritakan kembali, akan menimbulkan kecanggungan dan gelak tawa tanpa alasan yang memadai.
Banyak rindu yang masih ada di diriku ini kepada orang yang telah memberi pelajaran di setiap detiknya, yaitu kamu.

Rindu kepadamu adalah keinginanku yang datangnya tanpa memberi salam.
Yang tidak pernah dipalsukan, yang tidak ingin dibisukan, yang tidak bisa dilupakan,
Sebab, rindu sepenuhnya dapat mengenangmu hingga akhir hayat menghampiri.

Setelah kita tidak bertemu hingga hari ini, kau masih saja berada di kenangan.
Belum pernah berjumpa sampai hari ini, hingga kita sudah jarang bahkan hampir tidak pernah untuk tegur sapa melalui media pesan.
Dengan menanyakan kesibukan mu di waktu itu, dan tidak berlarut-larut seperti hari kemarin saat kita masih sekolah.
Tapi aku bersyukur atas itu, setidaknya rindu ini bisa terobati meski hanya sedikit.

Disaat kita masih sekolah kemarin, kita saling melontarkan berita penting dan tidak penting, entah itu siang atau malam, mau diluar ataupun didalam rumah, kita tidak memandang siapa yang sedang diajak untuk mengobrolnya.
Apa kau ingat cerita itu ?
Kisah yang pernah kita bersama, yang sekarang tidak pernah untuk terulang kembali.
Tidak apa kalau kau lupa itu, aku tidak memaksa untuk mengingatnya.

Semenjak adanya perpisahan dalam pertemuan kemarin,
Aku hanya bingung, kenapa aku terus begitu khawatir karena tidak bisa melihatmu, meskipun itu hanya sebentar.
Meskipun aku juga ingin melepas mu hanya sejenak,
Tapi tetap saja, kerinduan yang ada ini tidak bisa terelak.
Iya, memang benar, disini masih ada perasaan yang mendalam kepada mu, entah kau tahu itu atau tidak.
Tapi aku yakin, kalau kau telah mengetahui itu.

Jika ini semua sia-sia, kenapa aku begitu sadarnya terus menulis tanpa keraguan ?
Sebab, aku terlalu dalam untuk mempercayai apa-apa yang belum terjadi.
Ini semua juga bukan karena sebuah tulisan-tulisan mu itu,
Kalau yang aku jalani adalah semua karya-karya ini aku tulis berdasarkan perasaan yang sejak lama belum tersampaikan, perihal rasa yang tak pernah hilang, yang semuanya aku tulis di dalam sini.

Disaat aku tidak bisa melihatmu bahkan tidak bisa bertemu untuk waktu yang cukup lama,
Aku selalu berpesan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,
Agar bisa melindungi disetiap langkah kecil kami dimana dan kapanpun itu.
Dan aku mohon,
Maafkan aku atas perilaku yang tidak pantas untuk mu kemarin.

Dan satu yang terpenting,
Sampaikan kesuksesan mu di hari esok nanti kepada ku tanpa adanya paksaan yang mendalam.


Semoga kita selalu diselimuti kerinduan yang tak terbatas.


“Dari aku, yang pernah menghabiskan waktu bersama kemarin.”



- Egi Afif Maulana,
07:20 pm , 2017-11-11



-------------------------------------------------------------------------------





“Genggam Huruf Ini.
Hingga Mengerti, Apa Yang Sebenarnya Terjadi”




-Egi Afif Maulana-
 Autumn Leaves – Versi E. 
 2017-11-11


Share:

0 komentar:

Posting Komentar