Autumn Leaves {Daun Musim Gugur}
-Versi E.-
-------------------------------------------------------------------------------
1. Kursi
Terpantul di jendela.
Pandangan langit yang tenang.
Udara sejuk di pagi hari yang
datangnya membuat ku bersyukur atas segala nikmat Nya.
Dengan kebiasaannya aku selalu
berdoa pada Sang Maha Pencipta,
Agar kita senantiasa kabar baik
sebagai manusia dalam dunia nan maya ini.
Tepat di hari Sabtu ini,aku ingat
dirimu akan berbagai hal, pada rindu padamu sejak lama.
Selalu ingat penokohan watak pada
dirimu, ingat kelakuanmu padaku di saat itu,
Dan ingat selalu kecemasanmu pada
waktu yang selalu menikam kita berdua.
Perihal rasa yang ada pada
diriku,
Belum habis karena masih kutulis
di catatan hingga hari ini.
Terus membahas perihal rasa apa
yang ku simpan, perihal aku dengan mu ataupun sebaliknya,
Tapi, semua perasaan ku pada mu
tak akan pernah hilang, hingga ada yang tersakiti.
Meskipun
nanti ada yang tersakiti, entah itu lebih dulu menghampiri aku atau kamu,
Percayalah,
semua bisa diselesaikan atas pelajaran yang kita hadapi.
Dihari ini, aku mohon padamu,
Maafkan aku atas perilaku yang
tidak menyenangkan padamu kemarin,
Maafkan aku atas selalu
memperhatikan mu dalam diam.
Masa-"masa kemarin"
adalah masa yang cukup lama untuk kita lalui bersama.
Tapi, aku masih melakukan hal
bodoh, aku masih saja menyimpan kata-kata dalam mulutku.
Hingga aku lupa, jika masa-masa
itu hanya sekejap mata.
Rindu atas satu kursi yang telah
mengkokohkan hubungan kita hingga saat ini,
Meski aku tidak tahu, sekarang
kau bagaimana.
Kau ingat,
Kau pernah satu kursi denganku,
Menatap kebahagiaan bersama,
Menunduk atas kedukaan kita
bersama kemarin.
Sungguh, aku tidak bisa melupakan
itu semua hingga saat ini.
Rindu, rindu, dan rindu.
Hanya rindu yang bisa ku ucap
hingga hari ini.
Aku harap kau merasakan hal yang
sama.
Dalam lembaran tulisan ini,
Aku harap kau bisa meluangkan waktu
untuk melihatnya.
Memang benar kalau ini adalah
kondisi dimana aku sekarang.
Ini
hanya sebagai pelampiasan, agar rindu padamu tidak kian memberat.
Di bawah waktu yang sama, di
moment yang berbeda.
Rasa rindu yang ada, membuat
warna atas semuanya.
Tidak mau tenggelam dalam
kesedihan,
Kita masih saling tertutup, aku
tidak bisa merasakan apa yang kau pikirkan sekarang.
Aku takut kau hilang begitu saja.
Aku takut penderitaan yang
semakin bahagia merasuki mimpi kita bersama.
“Di atas Kursi Lembut ini,
Aku berjanji, tidak merusak kenangan
manis yang pernah dialami diantara kita berdua, dengan luka sedikit pun,
Di saat kerinduan sangat mencekam
diriku pada dirimu seorang.”
- Egi Afif Maulana,
07:00 pm , 2017-11-11
-------------------------------------------------------------------------------
2. 11:11
Menyisakan waktu untuk berkarya, bukan
arti untuk sia-sia.
Banyak-banyak dalam karya, bukan
arti untuk meyakininya.
Berharap untuk bisa bahagia,
bukan arti untuk membalasnya.
Terlalu dingin untuk menikmati malam
dengan sendiri, bukan berarti kau harus menemani.
Waktu yang telah membantu untuk
semuanya,
Jelas, susah rasanya untuk
membiarkan begitu saja.
Meski segala suatu hal akan
menemukan tempatnya sendiri,
Mengambil semua yang telah
dimiliki,
Memang semuanya belum terjadi,
Namun, seperti dua jarum jam yang
tetap saja berputar pada tempatnya yang sama.
Jika dilihat pada kalender waktu,
Memang benar tidak adanya janji
diantara kita berdua,
Hanya ada kenangan kebahagiaan
bersama.
Hingga ada rasanya seperti ini.
Bunga liar yang tumbuh disetiap
musim, Bintang yang menggantung di pagi hari,
Itulah yang terjadi pada tahun
ini,
Selalu menikamku karena adanya rindu hingga saat
ini.
“Segala hal akan menemukan tempatnya
sendiri,
Tidak menyuruh untuk mempercayainya,
Tapi tidak pula juga untuk
mengabaikannya. ”
- Egi Afif Maulana,
07:10 pm , 2017-11-11
-------------------------------------------------------------------------------
3. Pray Eyes {Rindu Padamu, Keinginanku}
Sudah banyak hari yang telah kita lewati
setelah perayaan berpisah kemarin.
Banyak kisah diantara kita berdua yang
jika diceritakan kembali, akan menimbulkan kecanggungan dan gelak tawa tanpa
alasan yang memadai.
Banyak rindu yang masih ada di diriku
ini kepada orang yang telah memberi pelajaran di setiap detiknya, yaitu kamu.
Rindu kepadamu adalah keinginanku yang
datangnya tanpa memberi salam.
Yang tidak pernah dipalsukan, yang
tidak ingin dibisukan, yang tidak bisa dilupakan,
Sebab, rindu sepenuhnya dapat
mengenangmu hingga akhir hayat menghampiri.
Setelah kita tidak bertemu hingga hari
ini, kau masih saja berada di kenangan.
Belum pernah berjumpa sampai hari ini,
hingga kita sudah jarang bahkan hampir tidak pernah untuk tegur sapa melalui
media pesan.
Dengan menanyakan kesibukan mu di waktu
itu, dan tidak berlarut-larut seperti hari kemarin saat kita masih sekolah.
Tapi aku bersyukur atas itu, setidaknya
rindu ini bisa terobati meski hanya sedikit.
Disaat kita masih sekolah kemarin, kita
saling melontarkan berita penting dan tidak penting, entah itu siang atau
malam, mau diluar ataupun didalam rumah, kita tidak memandang siapa yang sedang
diajak untuk mengobrolnya.
Apa kau ingat cerita itu ?
Kisah yang pernah kita bersama, yang
sekarang tidak pernah untuk terulang kembali.
Tidak apa kalau kau lupa itu, aku tidak
memaksa untuk mengingatnya.
Semenjak adanya perpisahan dalam
pertemuan kemarin,
Aku hanya bingung, kenapa aku terus
begitu khawatir karena tidak bisa melihatmu, meskipun itu hanya sebentar.
Meskipun aku juga ingin melepas mu
hanya sejenak,
Tapi tetap saja, kerinduan yang ada ini
tidak bisa terelak.
Iya, memang benar, disini masih ada perasaan
yang mendalam kepada mu, entah kau tahu itu atau tidak.
Tapi aku yakin, kalau kau telah
mengetahui itu.
Jika ini semua sia-sia, kenapa aku
begitu sadarnya terus menulis tanpa keraguan ?
Sebab, aku terlalu dalam untuk
mempercayai apa-apa yang belum terjadi.
Ini semua juga bukan karena sebuah
tulisan-tulisan mu itu,
Kalau yang aku jalani adalah semua
karya-karya ini aku tulis berdasarkan perasaan yang sejak lama belum
tersampaikan, perihal rasa yang tak pernah hilang, yang semuanya aku tulis di
dalam sini.
Disaat aku tidak bisa melihatmu bahkan
tidak bisa bertemu untuk waktu yang cukup lama,
Aku selalu berpesan kepada Tuhan Yang
Maha Kuasa,
Agar bisa melindungi disetiap langkah
kecil kami dimana dan kapanpun itu.
Dan aku mohon,
Maafkan aku atas perilaku yang tidak
pantas untuk mu kemarin.
Dan satu yang terpenting,
Sampaikan kesuksesan mu di hari esok
nanti kepada ku tanpa adanya paksaan yang mendalam.
Semoga kita selalu diselimuti kerinduan
yang tak terbatas.
“Dari aku, yang pernah menghabiskan waktu bersama
kemarin.”
- Egi Afif Maulana,
07:20 pm , 2017-11-11
-------------------------------------------------------------------------------
“Genggam Huruf Ini.
Hingga Mengerti, Apa Yang Sebenarnya
Terjadi”
0 komentar:
Posting Komentar