2017/11/26

Autumn Leaves - Versi M




Autumn Leaves {Daun Musim Gugur}
-Versi M.-


-------------------------------------------------------------------------------



 1.  Time Lapse




For time still running.
For feel has long been here.
For greet never existed.

Each other to know,
Mutual greetings,
With quikly time,
Something else again.

Absences to vain anything.
Absences to meet anything.
Absences to fearing inter us.

Each other to know,
Mutual greetings,
With quikly time,
Something else again.

Unique time want meet us.
Unique time, but too cold for us.
A unique time will to answer it.

Each other to know,
Mutual greetings,
With quikly time,
Something else again.


“Just Write, What My Heart Feels”






- Egi Afif Maulana,
07:00 pm , 2017-11-26


-------------------------------------------------------------------------------

2.  Masih Ada Dalam Kenangan



Percayalah, kau masih ada dalam kenangan.
Hingga November ini jatuh ke bumi, kau masih mengisi kesepian.

Memang aku belum menyampaikan.
Tapi, kian lama hingga hari ini, aku seperti memiliki.
Aku memang terlalu bodoh, karena terlalu berlebihan.

Dalam karya ketiga di sampul terakhir ini,
Aku hanya bisa menyampaikan kondisi hati sekarang.

Dalam kesibukan tersendiri,
Kita tidak bisa lagi untuk tegur sapa hingga berlarut-larut.

Hingga hari ini, bukan berarti aku tidak berani untuk semuanya, hanya saja waktu yang belum bersahabat untuk segalanya.

Apa kau tahu, yang masih didalam kenangan ku itu apa ?
Lelucon, obrolan, canda tawa, tangisan, ejekan, bantuan, sapaan, kepedulian, dan kebersamaan kita kemarin, hanya itu masih dikenangan hingga hari ini.

Apa kau tahu di awal pertemuan yang mendatangkan perasaan ini ?
Aku hanya bisa mengingat itu hingga hari ini.


“Semoga dihari nanti, kelak kita bisa bertemu,
Mengulang cerita kita kembali tanpa adanya paksaan.”





- Egi Afif Maulana,
07:10 pm , 2017-11-26


-------------------------------------------------------------------------------

3.  Waktu Yang Terus Berjalan Dalam Ingatan

{Time Walking On Memory}



Banyak suara yang datang padaku di hari ini.
Terbangun dalam tidur, tidak membantu semua takdir yang sudah merasuki mimpi.

Hari ini masih ada jejak dalam ingatan.
Hari ini tinggal waktu yang berjalan.
Masih berkarya diatas daun dengan kesepian,
Merasakan udara dingin dalam siang.
Pada jalan yang mengarah di malam yang cerah.

Masih sama seperti yang kemarin,
Mengikuti melodi dalam waktu yang terus berjalan dalam ingatan,
Terus mengajak kepercayaan untuk melukis hari esok,
Yang masih belum menemukan keberadaannya.

Apa hari esok yang diimpikan akan terhampar terang di hadapan ?
Melihat, mendengar, dan merasakan apa yang sebenarnya terjadi, bukanlah perihal yang sulit untuk dihadapi.


“Dalam kursi yang masih sama dari kemarin,

Memasuki musim dingin ini, aku masih membuka kerinduan itu di malam gugurnya dedaunan yang indah disini”



- Egi Afif Maulana,
07:20 pm , 2017-11-26


-------------------------------------------------------------------------------





“Genggam Huruf Ini.
Hingga Mengerti, Apa Yang Sebenarnya Terjadi”






-Egi Afif Maulana-
 Autumn Leaves – Versi M. 
 2017-11-26

Share:

2017/11/17

Autumn Leaves - Versi A




Autumn Leaves {Daun Musim Gugur}
-Versi A.-


-------------------------------------------------------------------------------



 1.  The Eve



Gelap yang terus memakan waktu,
Berawal dari pengakhiran Terang,
Isya’ yang sudah berkumandang tadi,
Tak jauh dari warnanya Malam.

Kita tidak pernah tahu bagaimana ceritanya aku bisa seperti ini, bagaimana kita bisa bertemu, dan hingga aku bisa punya rasanya seperti ini.
Belum memiliki tapi selalu khawatir, aku hanya bingung kenapa bisa begini.
Aku telah menanggung rasanya karena belum terucap, merenung rasa sepi pada malam-malam di setiap harinya.

Aku sempat terfikir, bahwa kau lebih dulu untuk pergi sebelum aku berbicara.
Hanya saja kalau aku tak menyangka akan secepat ini, hingga aku lupa atas kasih ku padamu masih ada.

Aku hanya merasa sepi, ada yang hilang dalam gelapnya malam.
Kita tidak pernah kemana-mana, namun rasanya kamu masih mengisi kekosongan ini,
Tetapi, bukan terlalu banyak-banyak berharap dengan semua karya-karya ini,

Hanya saja aku masih memuat rindunya, melancarkan do’anya, agar senantiasa kabar yang terbaik, ataupun hal yang terburuk untuk kemungkinan harus dihadapi.



“Hanya saja aku meminta maaf untuk masih begini.
Aku meyakini bahwa tulisan bisa mewakili hati dengan fasih.”





- Egi Afif Maulana,
08:00 pm , 2017-11-17


-------------------------------------------------------------------------------

2.  Wind Storm



Daripada sapaan hampa,
Lebih baik menyendiri.
Daripada membuang waktu,
Lebih baik ku sendiri.
Bagaikan sebuah mimpi,
Kenangan denganmu masih belum berlalu.

Bawalah aku kembali ke badai musim dingin, bahkan kesegala musim yang pernah kita alami bersama.

Jangan sebut ini perpisahan yang indah.
Saat hujan, kita tak lagi saling berbicara.
Hanya ada kecanggungan diantara insan yang berbeda.
Kedinginan yang masih ada, lengkap rasanya pada tahun ini.
Semuanya masih sama, menghabiskan malam seperti ini,

Hingga belum lagi tercapai.


Aku ingin membawamu kembali ke badai musim dingin,
bahkan kesegala musim yang pernah kita alami bersama.





- Egi Afif Maulana,
08:10 pm , 2017-11-17


-------------------------------------------------------------------------------

3.  pun Mengerti. Setidaknya,



Invisible.
Membuat harapan dalam cahaya kecil ini, hanya berfikir tentang segala hal yang akan menyelamatkan diri dari rindu yang berkecamuk.

Saat menadah tangan kepada-Nya.
Ke tempat sepi untuk berjanji.
Rasanya aku bisa menyentuh hari esok yang penuh dengan kebahagiaan.

Tidak meragukan diri sendiri,
Pun juga denganmu, tidak meragukan perilaku sendiri.
Aku ingat,
Betapa cepatnya kamu menghilangkan semua itu dari tempatnya.
Tapi sayangnya, kamu telat tiga detik.
Hingga aku bisa merasakannya lebih dulu.

Terlalu dipercaya, hingga kau juga tahu, bahwa semua tidak seindah skenarioku.


Akupun mengerti, setidaknya ini tidak memberatkan semua rindu yang telah lama ada disini


- Egi Afif Maulana,
08:20 pm , 2017-11-17


-------------------------------------------------------------------------------





“Genggam Huruf Ini.
Hingga Mengerti, Apa Yang Sebenarnya Terjadi”






-Egi Afif Maulana-
 Autumn Leaves – Versi A. 
 2017-11-17


Share:

2017/11/11

Autumn Leaves - Versi E.



Autumn Leaves {Daun Musim Gugur}
-Versi E.-


-------------------------------------------------------------------------------



 1.  Kursi



Terpantul di jendela.
Pandangan langit yang tenang.
Udara sejuk di pagi hari yang datangnya membuat ku bersyukur atas segala nikmat Nya.

Dengan kebiasaannya aku selalu berdoa pada Sang Maha Pencipta,
Agar kita senantiasa kabar baik sebagai manusia dalam dunia nan maya ini.

Tepat di hari Sabtu ini,aku ingat dirimu akan berbagai hal, pada rindu padamu sejak lama.
Selalu ingat penokohan watak pada dirimu, ingat kelakuanmu padaku di saat itu,
Dan ingat selalu kecemasanmu pada waktu yang selalu menikam kita berdua.

Perihal rasa yang ada pada diriku,
Belum habis karena masih kutulis di catatan hingga hari ini.
Terus membahas perihal rasa apa yang ku simpan, perihal aku dengan mu ataupun sebaliknya,
Tapi, semua perasaan ku pada mu tak akan pernah hilang, hingga ada yang tersakiti.
Meskipun nanti ada yang tersakiti, entah itu lebih dulu menghampiri aku atau kamu,
Percayalah, semua bisa diselesaikan atas pelajaran yang kita hadapi.

Dihari ini, aku mohon padamu,
Maafkan aku atas perilaku yang tidak menyenangkan padamu kemarin,
Maafkan aku atas selalu memperhatikan mu dalam diam.

Masa-"masa kemarin" adalah masa yang cukup lama untuk kita lalui bersama.
Tapi, aku masih melakukan hal bodoh, aku masih saja menyimpan kata-kata dalam mulutku.
Hingga aku lupa, jika masa-masa itu hanya sekejap mata.

Rindu atas satu kursi yang telah mengkokohkan hubungan kita hingga saat ini,
Meski aku tidak tahu, sekarang kau bagaimana.
Kau ingat,
Kau pernah satu kursi denganku,
Menatap kebahagiaan bersama,
Menunduk atas kedukaan kita bersama kemarin.
Sungguh, aku tidak bisa melupakan itu semua hingga saat ini.

Rindu, rindu, dan rindu.
Hanya rindu yang bisa ku ucap hingga hari ini.
Aku harap kau merasakan hal yang sama.

Dalam lembaran tulisan ini,
Aku harap kau bisa meluangkan waktu untuk melihatnya.
Memang benar kalau ini adalah kondisi dimana aku sekarang.
Ini hanya sebagai pelampiasan, agar rindu padamu tidak kian memberat.

Di bawah waktu yang sama, di moment yang berbeda.
Rasa rindu yang ada, membuat warna atas semuanya.
Tidak mau tenggelam dalam kesedihan,
Kita masih saling tertutup, aku tidak bisa merasakan apa yang kau pikirkan sekarang.
Aku takut kau hilang begitu saja.

Aku takut penderitaan yang semakin bahagia merasuki mimpi kita bersama.


“Di atas Kursi Lembut ini,
Aku berjanji, tidak merusak kenangan manis yang pernah dialami diantara kita berdua, dengan luka sedikit pun,
Di saat kerinduan sangat mencekam diriku pada dirimu seorang.”



- Egi Afif Maulana,
07:00 pm , 2017-11-11


-------------------------------------------------------------------------------

2.  11:11



Menyisakan waktu untuk berkarya, bukan arti untuk sia-sia.
Banyak-banyak dalam karya, bukan arti untuk meyakininya.
Berharap untuk bisa bahagia, bukan arti untuk membalasnya.
Terlalu dingin untuk menikmati malam dengan sendiri, bukan berarti kau harus menemani.

Waktu yang telah membantu untuk semuanya,
Jelas, susah rasanya untuk membiarkan begitu saja.
Meski segala suatu hal akan menemukan tempatnya sendiri,
Mengambil semua yang telah dimiliki,
Memang semuanya belum terjadi,
Namun, seperti dua jarum jam yang tetap saja berputar pada tempatnya yang sama.

Jika dilihat pada kalender waktu,
Memang benar tidak adanya janji diantara kita berdua,
Hanya ada kenangan kebahagiaan bersama.
Hingga ada rasanya seperti ini.

Bunga liar yang tumbuh disetiap musim, Bintang yang menggantung di pagi hari,
Itulah yang terjadi pada tahun ini,
Selalu menikamku karena adanya rindu hingga saat ini.


“Segala hal akan menemukan tempatnya sendiri,
Tidak menyuruh untuk mempercayainya,
Tapi tidak pula juga untuk mengabaikannya. ”



- Egi Afif Maulana,
07:10 pm , 2017-11-11


-------------------------------------------------------------------------------

3.  Pray Eyes {Rindu Padamu, Keinginanku}



Sudah banyak hari yang telah kita lewati setelah perayaan berpisah kemarin.

Banyak kisah diantara kita berdua yang jika diceritakan kembali, akan menimbulkan kecanggungan dan gelak tawa tanpa alasan yang memadai.
Banyak rindu yang masih ada di diriku ini kepada orang yang telah memberi pelajaran di setiap detiknya, yaitu kamu.

Rindu kepadamu adalah keinginanku yang datangnya tanpa memberi salam.
Yang tidak pernah dipalsukan, yang tidak ingin dibisukan, yang tidak bisa dilupakan,
Sebab, rindu sepenuhnya dapat mengenangmu hingga akhir hayat menghampiri.

Setelah kita tidak bertemu hingga hari ini, kau masih saja berada di kenangan.
Belum pernah berjumpa sampai hari ini, hingga kita sudah jarang bahkan hampir tidak pernah untuk tegur sapa melalui media pesan.
Dengan menanyakan kesibukan mu di waktu itu, dan tidak berlarut-larut seperti hari kemarin saat kita masih sekolah.
Tapi aku bersyukur atas itu, setidaknya rindu ini bisa terobati meski hanya sedikit.

Disaat kita masih sekolah kemarin, kita saling melontarkan berita penting dan tidak penting, entah itu siang atau malam, mau diluar ataupun didalam rumah, kita tidak memandang siapa yang sedang diajak untuk mengobrolnya.
Apa kau ingat cerita itu ?
Kisah yang pernah kita bersama, yang sekarang tidak pernah untuk terulang kembali.
Tidak apa kalau kau lupa itu, aku tidak memaksa untuk mengingatnya.

Semenjak adanya perpisahan dalam pertemuan kemarin,
Aku hanya bingung, kenapa aku terus begitu khawatir karena tidak bisa melihatmu, meskipun itu hanya sebentar.
Meskipun aku juga ingin melepas mu hanya sejenak,
Tapi tetap saja, kerinduan yang ada ini tidak bisa terelak.
Iya, memang benar, disini masih ada perasaan yang mendalam kepada mu, entah kau tahu itu atau tidak.
Tapi aku yakin, kalau kau telah mengetahui itu.

Jika ini semua sia-sia, kenapa aku begitu sadarnya terus menulis tanpa keraguan ?
Sebab, aku terlalu dalam untuk mempercayai apa-apa yang belum terjadi.
Ini semua juga bukan karena sebuah tulisan-tulisan mu itu,
Kalau yang aku jalani adalah semua karya-karya ini aku tulis berdasarkan perasaan yang sejak lama belum tersampaikan, perihal rasa yang tak pernah hilang, yang semuanya aku tulis di dalam sini.

Disaat aku tidak bisa melihatmu bahkan tidak bisa bertemu untuk waktu yang cukup lama,
Aku selalu berpesan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,
Agar bisa melindungi disetiap langkah kecil kami dimana dan kapanpun itu.
Dan aku mohon,
Maafkan aku atas perilaku yang tidak pantas untuk mu kemarin.

Dan satu yang terpenting,
Sampaikan kesuksesan mu di hari esok nanti kepada ku tanpa adanya paksaan yang mendalam.


Semoga kita selalu diselimuti kerinduan yang tak terbatas.


“Dari aku, yang pernah menghabiskan waktu bersama kemarin.”



- Egi Afif Maulana,
07:20 pm , 2017-11-11



-------------------------------------------------------------------------------





“Genggam Huruf Ini.
Hingga Mengerti, Apa Yang Sebenarnya Terjadi”




-Egi Afif Maulana-
 Autumn Leaves – Versi E. 
 2017-11-11


Share: