2017/06/26

Kursi




Terpantul di jendela.
Pandangan langit biru yang tenang.
Udara sejuk di siang hari dengan sedikit tetesan air hujan yang datangnya membuat ku terkejut.

Dengan kebiasaannya aku selalu berdoa pada Sang Maha Pencipta,
Agar kau senantiasa kabar baik sebagai manusia dalam dunia nan maya ini.

Tepat di hari Senin ini,
Aku ingat dirimu akan suatu hal,
Atas kerinduan ku padamu sejak lama.
Selalu ingat penokohan watak pada dirimu, Ingat kelakuanmu padaku di saat itu, Ingat selalu kecemasanmu pada waktu yang selalu menikam kita berdua.

Perihal rasa yang ada pada diriku,
Hampir habis sudah kutulis di catatan kemarin.
Perihal tentang rasa apa yang ku simpan,
Perihal mu dengan ku, dan perihal ku dengan mu.
Tapi, semua perasaan ku pada mu tak akan hilang, hingga ada yang tersakiti.

Hari nan suci ini, aku mohon padamu,
Maafkan aku,
Maafkan aku atas perilaku yang tidak menyenangkan padamu kemarin,
Maafkan aku atas selalu memperhatikan mu dalam diam.

Masa "Putih Abu-Abu" adalah masa yang cukup lama untuk kita lalui bersama kemarin.
Tapi, aku masih melakukan hal bodoh, aku masih saja menyimpan kata-kata dalam mulutku.
Hingga aku lupa, jika masa-masa itu hanya sekejap mata.

Rindu atas satu kursi yang telah mengkokohkan hubungan kita hingga saat ini,
Meski aku tidak tahu, sekarang kau bagaimana.
Kau ingat,
Kau pernah satu kursi dengan ku,
Menatap kebahagiaan bersama,
Menunduk atas kedukaan kita bersama kemarin.
Sungguh, aku tidak bisa melupakan itu semua hingga saat ini.

Rindu, rindu, dan rindu.
Hanya rindu yang bisa ku ucap hingga ini.
Aku harap kau merasakan hal yang sama.

Dalam sepucuk surat ini,
Aku harap kau bisa meluangkan waktu untuk melihat ini.

Apa kau baik saja ?
Semoga Allah selalu berada di sampingmu.
Apa kau sibuk ? Kau masih ingat denganku ?
Ku mohon, jangan lupakan aku.
Karna, aku masih menyimpan perasaan ini hingga sekarang.

Di bawah waktu yang sama, di moment yang berbeda.
Rasa rindu yang ada, membuat warna atas semuanya.
Aku tidak mau tenggelam dalam kesedihan,
Kita masih saling tertutup, aku tidak bisa merasakan apa yang kau pikirkan sekarang.
Aku takut kau hilang begitu saja.
Aku takut penderitaan yang semakin bahagia merasuki mimpi kita bersama.
Semoga,
Kerinduan ini bisa terbayar dengan secepatnya.

“Di atas Kursi Lembut ini,
Aku berjanji, tidak merusak kenangan manis ku dengan mu, dengan luka sedikit pun,
Di saat kerinduan sangat mencekam pada dirimu seorang."



Egi Afif Maulana - Kursi - 2017.06.26
Share: